Jumat, 01 Oktober 2010

Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa - tingkat dasar ( LKMM-TD)

Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Tingkat Dasar yang diselenggarakan oleh BEM STIE YPUP diperuntukkan bagi seluruh Mahasiswa Baru STIE YPUP Tahun ajaran 2010-2011.
kegiatan tersebut diatas rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 16-17 Oktober 2010 bertempat di kampus STIE YPUP Makassar, Jl. Andi Tonro No. 17 Makassar.

kegiatan ini merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa baru karena merupakan prasyarat bagi mahasiswa dalam menyelesaikan studinya di kampus STIE YPUP.
disamping itu kegiatan ini merupakan salah satu kegiatan ekstra co-kurikuler yang bernilai 1 (satu) SKS

adapun syarat mengikuti kegiatan ini adalah :

mengumpulkan photo3 x 4, 3 Lembar
konstribusi peserta Rp. 30.000,-
memakai baju kemeje putih dan celana//rok hitam


fasilitas :
snack+lunch+sertifikat



info lengkap ;
sekretariat BEM
0819344446888

Jumat, 06 Agustus 2010

RANCANGAN SUSUNAN PENGURUS BARU (RESUFFLE) BEM STIE YPUP MAKASSAR PERIODE 2010-2011

SURAT KEPUTUSAN

FORMATUR / KETUA BADAN EKESEKUTIF MAHASISWA (BEM)

STIE-YPUP PERIODE 2010-2011

No : Ist./A/F/BEM-STIE-YPUP/08/2010

Tentang

Susunan Komposisi Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE-YPUP Makassar Periode 2010-2011

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Dengan senantiasa mengharapkan Ridho dan Rahmat Allah SWT, Formatur / Ketua Umum terpilih Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE-YPUP Makassar periode 2010-2011 setelah :

Menimbang : Bahwa untuk terciptanya efektifitas kerja Lembaga Kemahasiswaan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE-YPUP periode 2010-2011, maka dipandang perlu dituangkan dalam bentuk Surat Keputusan

Mengingat : 1. Undang-Undang No. 30 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi

3. Surat Keputusan (SK) Mendikbud No. 0457 Tahun 1984 tentang Lembaga Kemahasiswaan

4. Surat Keputusan (SK) Mendiknas 115 Tahun 1999 tentang Draf Lembaga Kemahasiwaan

5. Statuta STIE-YPUP Makassar

Memperhatikan : 1. Hasil Sidang Paripurna Komisi C STIE STKIP YPUP pada Tanggal 29 Juli dan 13 Agustus 2009

2. Surat Keputusan Ketua III STIE YPUP Makassar tanggal 02 Januari 2010 No. 42/it/III-A/50/02/2010 Tentang Panitia Pemilihan Lembaga Kemahasiswaan

3. Hasil Rapat Steering Committe pada Tanggal 09 Januari 2010 di Kampus YPUP

4. Hasil Ketetapan Steering Committee dan Organizing Committee pada Tanggal 09 Januari 2010 di Kampus YPUP

5. Hasil Rapat Calon Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE-YPUP pada Tanggal 27 Januari 2010

6. AD/ART LEMKA tentang Resuffle pengurus/anggota BEM STIE YPUP

Memutuskan

Menetapkan : 1. Mencabut SK No : Ist./A/F/BEM-STIE-YPUP/01/2010 tentang Susunan Komposisi Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE-YPUP Makassar Periode 2010-2011

2. Menetapkan Komposisi Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE-YPUP Periode 2010-2011 yang baru sebagaimana terlampir

3. Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dan tidak akan ditinjau kembali kecuali jika ada kekeliruan di dalam penetapannya

Ditetapkan : Di Makassar

Pada Tanggal : 06 Agustus 2010

Formatur (Ketua Umum) BEM

STIE – YPUP Makassar

Najamuddin Arfah

Lampiran Surat Keputusan Formatur / Ketua Umum Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE-YPUP Makassar Periode 2010-2011, No : Ist./A/F/BEM-STIE-YPUP/08/2010

Tentang Nama-Nama Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE-YPUP Makassar Periode 2010-2011 Sebagai Berikut :

Ketua Umum / Formatur : Najamuddin Arfah

Wakil Ketua : Muhammad Ismail Tahir

Sekertaris : Faradilla M

Bendahara : Juwita Purnamasari W

Departemen Penalaran dan Keilmuan : Departemen Bakat Minat :

Koordinator : Bunyamin Koordinator : Widya Amimsyih

Sekertaris : Andi Randy Setiawan Sekertaris : Jusman

Bendahara : Sri Rahayu Syah Bendahara : Muthmainnah

Afandi Resky S Sarman Hadi

Syahrir HR Richardus E. Hadu

Nur Halimah Hawan Indah Zhe W

Departemen Kesejahteraan Mahasiswa :

Koordinator : Tri Haryadi B

Sekertaris : Chrisma Natalia

Bendahara : Nursanti

Erwin Yanto

Fina Agustiani

Handayani Ishak

Ditetapkan : Di Makassar

Pada Tanggal: 06 Agustus 2010

Formatur (Ketua Umum) BEM

STIE – YPUP Makassar

Najamuddin Arfah

Rabu, 04 Agustus 2010

Manifesto EKO - ANARKISME

Tuan-tuan, kami bukanlah binatang yang bisa tuan jinakkan dengan aturan-aturan setan yang tuan buat sekehendak hati tuan. Kami ini manusia yang punya akal dan hati. Kami bisa memilih sendiri mana yang benar dan baik bagi kami. Tidak perlu tuan ajari dengan hukum dan pentung polisi. Jangan pernah mencoba untuk menggurui kami dengan pikiran-pikiran yang tuan bilang beradab dan modern itu. Kami lebih mengenal bau tanah dan sudut-sudut di desa kami.

Apa lagi?! Tuan ingin membicarakan kenakalan kami? Baik. Kejahatan yang kami lakukan hanya muncul karena kekuasaan yang tuan-tuan miliki. Harap tuan catat, kejahatan hanya muncul ketika ada kekuasaan yang melahirkan aturan dan pentungan !!! Tidakkah tuan belajar dari kisah adam dan hawa ?! Meraka hanya memetik buah larangan ketika setan menggodanya. Kita ini pada dasarnya hanif tuan. Hanya setan berupa kekuasaan yang membuat kami meninggalkan kehanifan kami. Demikian pula dengan tuan. Apakah tuan akan melenyapkan setan sejarah itu dengan pasukan yang dibentuk oleh setan?

Tuan mendakwahkan diri tuan sebagai penyelamat peradaban, sebagai pengatur dari masyarakat bar-bar yang bahkan tidak mengerti kebaikan untuk diri sendiri. Apakah tuan tidak sadar bahwa kekuasaan yang tuan miliki untuk mengatur dan menghukum kami yang bar-bar ini adalah sumber dari kebar-baran itu sendiri? Tuan hanya merepetisi sejarah kebodohon sejak zaman adam. Bahkan keledaipun tidak akan tersuruk pada lubang yang sama.

Mungkin tuan bisa berkilah kalau negara ini adalah negara demokrasi, tempat di mana kekuasaan tertinggi berada di tangan kami dan kami adalah penentu nasib dan masa depan kami sendiri. Kami-pun bebas bersaing mendapat keuntungan tanpa campur tangan negara. Tuan, otak kami tidak sebodoh dan sedungu yang tuan kira. Tolong, perlakukan kami sebagai manusia dan bukan sebagai anjing.

Demokrasi yang tuan sebut hanya bisa kami rayakan lima tahun sekali. Lima tahun sekali kami berpura-pura larut dalam pesta artifisial yang tuan persiapkan dengan megah. Kami tahu bahwa status kami hanyalah penggembira karena aktor utama hanyalah tuan-tuan pemodal dan mantan tentara. Tapi kami tetap berpura-pura bertepuk tangan meski tidak pernah kami diberi tempat untuk ikut bermain. Peluru dan kokang yang dibawa anjing tuan terlalu menakutkan bagi perut lapar kami. Demokrasi bagi kami hanyalah tai !!!

Dan apakah yang tuan sebut persaingan bebas itu? Tuan, bahkan anak kecil pun tahu kalau permainan catur disebut persaingan bebas karena kedua pemain punya jumlah bidak, benteng, kuda, mentri dan, ster yang sama. Tapi tuan, dalam permainan catur bernama globalisasi ini, kami hanya punya lima bidak sedangkan tuan-tuan kulit putih itu punya lima ster dan empat benteng. Persaingan bebas mana yang tuan maksudkan?!

Cukup sudah dengan omong kosong membosankan ini !!! Sekarang kami ingin menuntut.. Kami ingin kembali kepada hakikat hanif kami dengan menghapus setan sejarah bernama kekuasaan yang memaksa kami melakukan kejahatan.

Kekuasaan pertama adalah negara. Kami tidak pernah mengenal negara tuan. Nasionalisme bagi kami hanya bayangan yang tidak jelas bagaimana wujud serta bentuknya. Dia adalah omong kosong pria kulit putih bernama Gellner yang mengimpikan komunitas berdasarkan rasionalitas pembagian kerja industrial. Puih !!! Kami tidak berhubungan dengan tetangga kami hanya karena prinsip keuntungan dan kerugian tuan. Kami hanya ingin mengenal dan bersapa. Dan apa pula rasionalitas pembagian kerja itu? Apakah itu berarti bahwa sebagian besar dari kami seumur hidupnya akan tetap menjadi kuli yang khawatir akan makan apa esok hari? Sementara tuan-tuan asyik dengan caddy-caddy cantik yang setiap saat bisa tuan tiduri? Tuan, Indonesia sudah gagal. Buat apa dipertahankan?!

Tuan, kami hanya mengenal desa. Unit terkecil yang bisa kami diami, kami kenal, dan kami resapi makna setiap jengkalnya. Tidak ada batasan teritorial pada desa. Kami hanya mengenal patok, ukuran tidak jelas yang menjadi batas desa kami dengan desa tetangga. Kami sadar bahwa alam tidak pernah mengenal batas tanah melainkan batas rantai makanan. Dan batas-batas itu yang kami patuhi. Bukan batas teritorial berdasarkan kepimilikan tanah yang hanya akan mengundang darah. Kami tidak menginginkan nama besar dan kejayaan ruang kuasa global. Kami sadar bahwa menara tinggi-menara tinggi selalu disangga oleh darah dari lecutan komrador-komprador lokal.

Kekuasaan yang kedua adalah alat. Tuan, alat-alat yang tuan promosikan akan mempermudah hidup kami justru malah semakin mempersulit diri kami. Kami sudah terbiasa bertahun lamanya menggunakan cangkul dan bajak untuk bersapa dengan tanah di desa kami. Tapi tuan mengenalkan kami dengan traktor dan istilah mengolah dan menguasai tanah untuk perut yang lebih kenyang. Tuan, alam punya batasan sendiri yang harus dipatuhi. Traktor-traktor itu membuat tanah di desa kami kelelahan memproduksi padi. Dia merusak rantai makanan yang menjadi sumber kelestarian desa kami.

Di sisi lain, kami pun menjadi sangat bergantung pada kebaikan hati tuan-tuan berkulit putih ketika traktor itu rusak. Ini adalah bentuk kekuasaan yang paling kejam dan menindas. Kami ingin alat-alat yang bisa kami produksi dan perbaiki sendiri.

Kami sadar bahwa cangkul dan bajak tidak akan memproduksi sebanyak traktor-traktor yang tuan perkenalkan. Kami juga sadar bahwa cangkul dan bajak akan membiarkan kami kelaparan di tengah kemarau panjang. Tapi biarlah kami tetap menggunakan cangkul dan bajak. Cangkul dan bajak tidak akan membiarkan tanah di desa kami kelelahan menumbuhkan padi, saat cucu kami menggantikan ayahnya mencangkul dan membajak. Dan kelaparan pun sudah biasa kami jalani. Kelaparan mengingatkan kami akan untuk tidak tergoda pada keangkuhan yang melupakan batasan kami sebagai manusia yang bergantung pada alam.

Tuan, kami sudah muak dengan sabda kemajuan yang tuan dengungkan tiap hari di televisi. Kami menghitung hari tidak dengan perhitungan tanggal dan kemungkinan akumulasi modal yang biasa tuan lakukan. Bagi kami, hari ini adalah perulangan dari hari kemarin karena kami menghitung hari dengan musim. Pepatah hari ini harus lebih baik dari hari kemarin bagi kami bermakna sebagai semakin kayanya penghayatan kami akan tugas kami di muka bumi. Bahwa kami adalah makhluk terbatas yang tidak punya kemungkinan lain selain menghamba pada misteri kekuatan hidup dan alam yang biasa tuan sebut dengan kata tuhan. Bahwa satu-satunya kemungkinan bagi penghambaan itu adalah dengan turut berpartisipasi dalam harmoni alam, bukan dengan mengubah apalagi merusaknya demi kepentingan diri.

Tuan, biarkan kami mendiami bumi tanpa perlu menguasai. Ini harga mati !!!

Ekoteologi : Mendekati Tuhan Melalui Perspektif Ekologi

tulisan ini sebenarnya refleksi kuliah Human Ecology dan Ekonomi Sumber Daya Alam di semester yang lalu, walau tidak mendapat nilai maksimal, tapi 2 (dua) mata kuliah ini benar-benar menginspirasi, membuat gelisah, dan menjadi stimulus bagi integrasi dengan wacana-wacana lain. Apalagi ini tentang lingkungan hidup yang dalam kajian fundamentalistik di Malang dahulu, selalu ditempatkan di posisi kesekian setelah kajian teologi termasuk dunia gaib dan kajian ibadah ritual termasuk moralitas individu. Kali ini saya ingin mengurai uneg-unek, kalau boleh dibilang begitu, sekedar beromantisme dengan spirit masa lalu.

Agama menurut saya sejauh ini membuktikan mampu berbicara panjang lebar dan detail mengenai “dunia gaib” (surga, neraka, malaikat, jin, alam akhirat termasuk bidadari di dalamnya), ibadah ritual (shalat, puasa, zikir beserta ornamennya), teologi (sifat dan zat Tuhan), moralitas individual dan lain-lain, namun hampir-hampir tidak menyinggung aspek lingkungan hidup (ekologi). Padahal lingkungan adalah masalah yang sangat mendasar dalam kehidupan kita.

Sebagai konsekuensi logis fungsi agama untuk manusia, agama selalu difungsikan untuk menopang segala upaya demi keberlangsungan hidup umat manusia. Perubahan iklim yang kini mengancam kehidupan merupakan ulah manusia, karenanya musti menjadi perhatian khusus teologi. Agama yang baik adalah agama yang menjaga dan melestarikan, bukan menghancurkan dan memusnahkan kemanusiaan. Demikian Hans Kung menegaskan. Karenanya, diperlukan rekayasa teologis untuk kepedulian lingkungan sebagai format agama di masa yang akan datang.

Sebaliknya, sebagaimana dijelaskan Stephen Sulaiman Schwartz dalam The Two Face of Islam: Saudi Fundamentalism and Its Role Terrorism bahwa jika agama tidak memberikan kontribusi bagi kehidupan manusia, despotik, dan tak acuh terhadap kehidupan, tidak menutup kemungkinan akan lenyap ditelan sejarah manusia sebagaimana pernah dialami agama pagan. Tetapi,Schwartz hendak menegaskan bahwa secara normatif teologi Islam tidak demikian. Corak teologi yang hanya mengurus Tuhan an sich dan melupakan persoalan bumi tidak akan bertahan lama. Masa depan agama akan ditentukan sejauh mana ia bermanfaat untuk kehidupan manusia di bumi.

Karena itu, sudah seharusnya nalar bumi ditegakkan pada akar teologi. Penempatan manusia sebagai khalifah fil al ardhi dalam Islam sesungguhnya bukan berarti menegaskan perspektif human sentris dengan menempatkan bumi berada dalam kuasa manusia secara mutlak untuk bebas dikonversi dan dieksploitasi. Tetapi, sebagai wakil-Nya, manusia harus menjaga kelestarian alam. Keterciptaan manusia dari tanah memerankan bumi laiknya “ibu”yang melahirkan Adam hingga beranak-pinak. Sebagai “ibu”,ia harus dirawat dan dikasihi, bukan dieksploitasi dan dikonversi tanpa moral dan etika. Itulah tugas sejati kekhilafahan manusia atas bumi. Bumi dan seisinya bukan dzat mati dan tanpa spiritualitas.

Tuhan berkal-ikali menjelaskan bahwa bumi dan seisinya senantiasa sabbaha lillaahi maa fissamaawaati wal-ardhi memuji-Nya, siang dan malam. Islam berupaya memposisikan alam dan manusia saling tergantung satu sama lain. Sekalipun demikian, kesadaran bumi yang sebenarnya ada dalam tradisi ajaran Islam, kurang mendapatkan ruang di dalam ilmu-ilmu praksis seperti fiqh. Padahal, inilah inti kekuatan tradisi Islam, bukan pada aspek teologis. Karenanya, perlu juga merancang fiqh bumi sehingga orang yang merusak dapat digolongkan sebagai kafir ekologis.:)

Karena itu pula menegakkan nalar bumi bukan hanya kebutuhan, melainkan desakan untuk dimanifestasikan ke ranah yang lebih praksis, mengingat ancaman ekologis akibat global warming semakin mengkhawatirkan. Alam seperti halnya manusia memiliki carrying capacity-nya sendiri. Dalam teori Human Ecology, dikenal slogan ; “Pushing ecosystem to the limit is risky”. Jika ekosistem didorong mendekati batas stability domain-nya dengan menggunakan ecosystem services terlalu intensif, fluktuasi ekosistem alam dapat mendorong ekosistem ke domain yg lain dimana ecosystem services-nya berkurang.

Agama masih tetap memiliki ruang untuk menciptakan peradaban baru yang menyeimbangkan antara kemajuan teknologi-industri dengan kesadaran untuk menghargai alam. Dengan demikian, agama tidak melulu mengurus “langit” dan melupakan urusan bumi yang mengancam keberlangsungan umat manusia.

Akibat orang tidak mengindahkan lingkungan, malapetaka terjadi di mana-mana. Bukankah banjir dan sejumlah penyakit mematikan seperti demam berdarah juga terkait dengan masalah lingkungan? Dunia tidak hanya terjangkit krisis ekonomi, krisis moneter, krisis moral, krisis politik, krisis iptek, krisis budaya dan sebagainya tetapi juga krisis lingkungan.

Lihat juga pemandangan mengerikan dewasa ini: gempa, tsunami, banjir, tanah longsor, polusi, badai, cuaca yang labil dan sebagainya hampir datang bertubi-tubi, silih berganti. Dunia seakan mengamuk dan destruktif sehingga menjadi ancaman serius bagi kehidupan manusia. Sudah tidak terhitung lagi berapa nyawa yang melayang, berapa jumlah anak yatim-piatu atau orang tua yang kehilangan buah hatinya yang masih tersisa, berapa jumlah harta benda dan properti lain yang amblas ditelan bencana. So, mengapa umat beragama (termasuk umat Islam) tidak menganggap penting masalah lingkungan sebagaimana ibadah ritual-individual? Kenapa kita tidak tertarik melakukan penghijauan, kebersihan dan kegiatan lain yang bernuansa ramah lingkungan dan mencegah berbagai madhlarat (efek samping negatif) yang mungkin ditimbulkan dari alam yang tidak sehat?

Sebaliknya, kenapa kita lebih bergairah mengikuti aktivitas rohani: pengajian, zikir nasional, istighotsah dan semacamnya? Kenapa, meskipun bencana alam sudah terjadi sejak zaman purba bersamaan dengan kehidupan manusia, umat beragama tidak kunjung merenovasi wawasan keagamaan dan teologinya-sebuah wawasan keagamaan atau teologi yang berbasis ekologi (ekoteologi).

Tidak sedikit pula pada setiap terjadi bencana atau malapetaka, umat beragama dengan enteng tanpa beban dan perasaan dosa sedikit pun menganggap (menuduh?) sebagai takdir Tuhan, Sebagai cobaan atau azab dari Tuhan. Tuhan selalu “dikambinghitamkan” setiap terjadi malapetaka. Seperti kata Ebiet G. Ade, “tengoklah ke dalam sebelum bicara, singkirkan debu yang masih melekat”. Hampir tidak pernah, kita, menunjuk diri kita sendiri sebagai subjek yang bertanggung jawab terhadap malapetaka dan bencana tadi. Karena adanya keyakinan bahwa setiap malapetaka sebagai “siksa” atau “cobaan” dari Tuhan, maka setiap kali terjadi bencana yang dilakukan umat beragama adalah berdoa, mohon ampun, istighotsah, menggelar zikir nasional sambil menangis.

Saya tidak sedang meremehkan aktivitas ritual batin semacam ini akan tetapi terapi spiritual jenis ini di samping merendahkan (bahkan “mengolok-olok”) martabat Tuhan karena menganggap-Nya sebagai zat yang “Maha Buas”, dan hanya akan mereda dengan permohonan ampun. Cara demikian bagi saya hanya akan mengartikan kita hendak “cuci tangan”-melepaskan tanggung jawab-dari musibah kemanusiaan itu.

Padahal, jika kita menggunakan perspektif Schumacher dalam A Guide for the Perplexed, masalah krisis lingkungan ini sangat terkait dengan krisis kemanusiaan, dengan moralitas sosial serta krisis orientasi kita terhadap Tuhan. Mengikuti kerangka berpikir Schumacher ini, maka seharusnya manusia yang dipersalahkan dan bukannya Tuhan. Kitalah yang melakukan berbagai tindakan destruktif terhadap alam semesta. Perusakan lingkungan, penebangan liar, eksploitasi properti alam secara besar-besaran dan segala tindakan merusak alam lain merupakan sumber malapetaka dan bencana tadi. Bukankah al-Quran sendiri juga telah mengingatkan bahwa “Kerusakan di darat dan laut adalah akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab”? Jika al-Quran sendiri menganggap manusia sebagai master mind dari kerusakan lingkungan, lalu kenapa kita justru menyalahkan Tuhan? Bukankah, kita umat manusia-jika mengikuti alur cerita kitab-suci agama Semit-pada dasarnya “terbuang” dari surga juga akibat tidak mengindahkan ajaran fundamental Tuhan, dan melanggar kearifan ekologi dengan telah memakan dan merusak pohon kekekalan.Wallau’alam…

disadur dari HMInews.com
Muhammad Ihwan

Mahasiswa IPB ‘09

Jumat, 23 Juli 2010

APATISME dan MAHASISWA, KINI ! !

Apatis, mungkin inilah kata yang tepat untuk melukiskan keadaan dinamika kehidupan kampus mahasiswa Indonesia saat ini. Mahasiswa Indonesia pada saat sekarang ini cenderung individualistis, tidak peduli, masa bodoh dan acuh tak acuh terhadap berbagai hal dan aktivitas diluar aktivitas perkuliahan. Hal ini terbukti dengan semakin sedikitnya minat mahasiswa mengikuti kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, termasuk kegiatan-kegiatan organisasi kemahasiswaan dan berkiprah langsung di dalam suatu organisasi mahasiswa. Lesunya minat mahasiswa mengikuti kegiatan kemahasiswaan dan masuk dalam organisasi mahasiswa ini tidak hanya dirasakan oleh organisasi-organisasi pergerakan mahasiswa, namun juga oleh organisasi keahlian dan profesi kemahasiswaan seperti himpunan mahasiswa. Apa yang sebenarnya menjadi penyebab apatisnya mahasiswa Indonesia pada saat ini ?. Jadwal perkuliahan yang semakin padat ?. Sistem ?. Peraturan dan perundang-undangan ?. Ataukah dilematika moral dalam diri setiap mahasiswa ?. Apa dampaknya terhadap kemahasiswaan ?. Dan apa dampaknya terhadap masa depan Bangsa Indonesia ?.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, apatis berarti sikap masa bodoh, tidak memperdulikan atau acuh tak acuh terhadap sesuatu. Sesuatu dikatakan apatis, berarti menyangkut terhadap individu ataupun masih merupakan sikap atau perilaku seseorang. Apatisme merupakan bahasa yang tepat digunakan saat ini, karena sikap apatis ini tampak terjadi pada banyak orang dan cenderung bersifat massal. Apatisme merupakan suatu paham yang mengacu pada pemikiran-pemikiran dan sikap-sikap masa bodoh, tidak peduli dan acuh tak acuh terhadap segala sesuatu. Apatisme yang umumnya terjadi dalam dinamika kehidupan mahasiswa adalah apatisme kemahasiswaan dan apatisme kebangsaan. Apatisme kemahasiswaan adalah pemikiran dan sikap mahasiswa yang tidak peduli terhadap kegiatan-kegiatan kemahasiswaan, sementara apatisme kebangsaan adalah pemikiran dan sikap mahasiswa yang tidak peduli terhadap isu-isu dan hal-hal yang sedang terjadi dalam bangsa dan negara.


Kamis, 22 Juli 2010

Pergerakan mahasiswa Islam dan Reformasi

PERGERAKAN mahasiswa muslim di Indonesia memiliki peran yang sangat penting. Berbeda dengan mahasiswa pada umumnya, pergerakan mahasiswa muslim disamping di latarbelakangi rasa tanggung jawab kepada nasib dan kesulitan hidup yang dialami oleh rakyat, mereka dalam pergerakannya dimotivasi oleh tanggung jawab ideologi ke-Islam-an yang kuat. Meski tidak sepenuhnya semua gerakan mahasiswa muslim berpijak erat-erat diatas tata nilai keislaman, akan tetapi paling tidak mereka berjuang diatas motivasi untuk membuktikan bahwa Islam adalah solusi berbagai tantangan dan problematika kebangsaan.

Mahasiswa merupakan salah satu kekuatan pelopor di setiap perubahan. Dan mahasiswa telah berhasil mengambil peran yang signifikan dengan terus menggelorakan energi “perlawanan” dan bersikap kritis membela kebenaran dan keadilan.

Dalam perjalanan sejarah Indonesia terdapat beberapa organisasi mahasiswa ekstra kampus yang cukup menonjol, yaitu HMI Dipo (Himpunan Mahasiswa Islam), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah), HMI MPO (Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi) dan KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia).

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) merupakan salah satu organisasi mahasiswa tertua di Indonesia yag lahir pada 5 Februari 1947 di kota Yogyakarta. Didirikan oleh Lafran Pane dan kawan-kawan ditengah kondisi bangsa yang masih bergejolak di awal-awal kemerdekaan.

Langkah-langkah strategis untuk mengambil peranan dalam melakukan perbaikan diberbagai aspek kehidupan pun diupayakan. Format awal gerakan HMI selain memberikan pembinaan agama Islam kepada mahasiswa dan masyarakat untuk mengantisipasi pengaruh sekulerisme Barat, juga mengerahkan milisi mahasiswa untuk berjuang secara fisik dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Dalam perkembangannya, HMI telah banyak melahirkan kader-kader pemimpin bangsa. Dalam pemerintahan Orde Baru, hampir selalu ada mantan kader HMI yang duduk di kabinet. Hal ini tentunya tidak lepas dari peran signifikan HMI dalam keikutsertannya menumbangkan Orde Lama serta menegakkan Orde Baru.

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)

Kelahiran Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dibidani oleh kaum muda Nahdlatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia pada tanggal 17 April 1960 di Surabaya. Pada perkembangannya, dengan dicetuskannya Deklarasi Murnajati 14 Juli 1972, PMII secara struktural menyatakan diri sebagai organisasi independen, terlepas dari ormas apa pun, termasuk dari NU.

Menjelang peristiwa jatuhnya Soeharto, PMII bergabung dengan elemen gerakan mahasiswa lainnya menumbangkan rezim Soeharto.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM)

Beberapa tokoh angkatan muda Muhammadiyah seperti Muhammad Djaman Alkirdi, Rosyad Soleh, Amin Rais dan kawan-kawan memelopori berdirinya Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di Yogyakarta pada tanggal 14 Maret 1964.

Dalam periode pergolakan ini, IMM harus berhadapan dengan situasi dan kondisi sosial, politik, ekonomi, budaya di tengah kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama yang sangat rawan dan kritis. IMM pada saat itu langsung berhadapan dengan kebijakan Manipol Usdek Bung Karno, Nasakom, dan ancaman PKI. Sehingga kegiatan-kegiatan IMM lebih banyak diarahkan kepada pembinaan personil, penguatan organisasi, pembentukan dan pengembangan IMM di kota-kota maupun perguruan tinggi


Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)

KAMMI lahir para ahad tanggal 29 April 1998 bertepatan dengan tanggal 1 Dzulhijah 1418 H yang dituangkan dalam naskah Deklarasi Malang. KAMMI awal kali muncul sebagai salah satu kekuatan alternatif Mahasiswa yang berbasis aktivis dakwah kampus pada pelaksanaan Forum Silahturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FS-LDK) X se-Indonesia yang diselenggarakan di Universitas Muhammadiyah Malang.

Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO)

Mulanya MPO merupakan nama sekelompok aktivis kritis HMI yang prihatin melihat HMI begitu terkooptasi oleh rezim orde baru yang mewajibkan HMI mengubah azasnya yang semula Islam menjadi pancasila. Bagi aktivis MPO, perubahan azas ini merupakan simbol kemenangan penguasa terhadap gerakan mahasiswa yang akan berdampak pada termatikannya demokrasi di Indonesia.

Setelah Pengurus Besar HMI melalui jumpa pers mengumumkan tentang penerimaannya asas Pancasila oleh HMI, muncullah perlawanan yang kemudian melahirkan HMI MPO pada 15 Maret 1986 di Jakarta, sebagaimana tercantum dalam buku Berkas Putih yang terbit 10 Agustus 1986.

HMI-MPO hadir sebagai sosok pendekar yang berani berteriak lantang menentang kekuasaan. HMI-MPO-lah satu-satunya organisasi Islam yang pertama kali menuntut turunnya Suharto dari kursi kepresidenan. Maka tak heran jika selama kekuasaan orde baru, HMI-MPO menjadi organisasi 'bawah tanah' yang berjuang melawan rezim dengan segala resikonya.

Ketika terjadi gerakan reformasi 98, kesatuan-kesatuan aksi buatan HMI-MPO seperti LMMY, FKMIJ, FKSMJ, dan FKMIJ memainkan peran strategis dalam menggalang kekuatan elemen gerakan mahasiswa. Melalui poros Jakarta-Yogyakarta-Makassar, yang secara tidak langsung terbentuk sebagai sentra gerakan HMI-MPO, isu-isu gerakan dikomunikasikan ke seluruh Indonesia. Ada beberapa alasan mengapa HMI-MPO harus lahir. Pertama, adanya indikasi upaya rezim pemerintah mematikan potensi bangsa sehingga mendorong segera didengungkannya tuntutan reformasi. Kedua, suara umat Islam mulai terabaikan, sehingga penting untuk segera berbuat. Ketiga, sebagai ekspresi keprihatian mendalam dan tanggung jawab moral atas krisis dan penderitaan rakyat yang melanda Indonesia. Keempat, untuk membangun kekuatan yang dapat berfungsi sebagai peace power untuk melakukan tekanan moral kepada pemerintah.

Dalam perjuangan reformasi tahun 98, bersama elemen pergerakan mahasiswa lainnya HMI-MPO melakukan tekanan terhadap pemerintahan Orde Baru melalui gerakan massa. Rezim Suharto dengan segala macam kebobrokannya, akhirnya tumbang pada 21 Mei 1998.

Namun sekarang umat sama-sama merasaksan bahwa musuh bersama kita lebih berat dari pada rezim suharto, karena musuh kita sekarang adalah Kapitalisme dan Neo-Liberalisme.


Inspirasi untuk Segera Bangkit

Adalah satu bukti sejarah bahwa pergerakan mahasiswa muslim tidak bisa dipandang remeh dalam mengawal perjalanan bangsa ini. Bahkan, dapat dikatakan mahasiswa muslim menjadi energi yang konsisten dalam tribulasi pergerakan mahasiswa di Indonesia. Dari waktu ke waktu, dalam berbagai wadahnya, gerakan mahasiswa muslim menjadi pagar betis yang berdiri dibarisan terdepan dalam mengawal perubahan demi perubahan.

Mahasiswa muslim Kota Tangerang adalah bagian tak terpisahkan dari komunitas mahasiswa muslim di Indonesia, bahkan di seluruh dunia. Yang padanya melekat semangat juang yang tinggi untuk bangkit dari keterpurukan, memiliki sensitifitas yang tajam terhadap penderitaan ummat, juga memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk mendidik dan men-tarbiyah bangsa ini.

Oleh karena itu, sejarah emas perjuangan mahasiswa muslim diatas mestinya dapat menjadi inspirasi mendasar bagi mahasiswa muslim di Kota Tangerang untuk segera bangkit dari ketidak-berdayaan, bangkit dari ketidak-produktifan, bangkit dari rasa pesimis, bangkit dari rasa tidak percaya diri, dan bangkit dari kemalasan. Jangan sampai menyerah sebelum berjuang!

Senin, 12 Juli 2010

Pedoman Tata Kerja BEM STIE YPUP Makassar

PEDOMAN TATA KERJA
BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM) STIE YPUP
PERIODE 2010-2011


KETUA UMUM
1. BEM dipimpin oleh seorang Ketua Umum
2. Ketua umum BEM bertanggung jawab kepada PD III Bidang
Kemahasiswaan & Majelis Perwakilan Mahasiswa (MPM)
3.Ketua umum BEMmemiliki fungsi :
a.Sebagai penangggungjawab organisasi baik secara vertikal, horizontal maupun
diagonal
b. Sebagai LIMMAS (Leader, Inovator, Motivator, Manager, Administrator and
Supervisor)
c. Sebagai pelaksana AD/ART serta Program Kerja
d.Sebagai penata organisasi, administrasi, kekayaan organisasi
e. Sebagai pelaksana pola koordinasi, konsolidasi dan komunikasi dengan pengurus
f. Sebagai pelaksana pola koordinasi, konsolidasi dan komunikasi dengan MPM
g. Sebagai pelaksana pola koordinasi, konsolidasi dan komunikasi dengan
organisasi/pihak lain yang berada didalam dan diluar kampus demi tercapainya visi
dan misi BEM
WAKIL KETUA
1. Wakil Ketua adalah pengurus inti BEM yang bertanggungjawab kepada Ketua Umum
2. Wakil Ketua melaksanakan sebagian tugas pokok Ketua Umum
3. Wakil Ketua berada dibawah koordinasi Ketua Umum
4. Wakil ketua memiliki fungsi :
a. Sebagai penanggungjawab terhadap jalannya roda pemerintahan BEM apabila
ketua umum dalam situasi dan kondisi tidak memungkinkan untuk melaksanakan
tugas
b. Pelaksana AD/ART dan Program kerja bersama Ketua Umum
c. Perancang dan pengkoordinasi Program Kerja bersama Ketua Umum
d. Pelaksana pola koordinasi, konsolidasi dan komunikasi efektif-efisien dengan
pengurus BEM bersama Ketua Umum
e. Pelaksana pola koordinasi, konsolidasi dan komunikasi efektif-efisien dengan
pengurus MPM bersama Ketua Umum
f. Pelaksana pola koordinasi, konsolidasi dan komunikasi efektif-efisien denagn
organisasi/pihak lain yang berada didalam dan diluar kampus untuk tercapainya visi
BEM
g. Pelaksana tugas-tugas lain sesuai intruksi Ketua Umum yang bersifat situasional
dan kondisional
h. Memberikan laporan tugas-tugas lain sesuai instruksi kepada Ketua Umum
SEKRETARIS UMUM/sekbid
1. Sekretaris Umum adalah pengurus inti yang bertanggungjawab kepada Ketua Umum
2. Sekretaris Umum adalah pelaksana sebagian tugas pokok ketua umum, dalam hal administrasi
3. Sekretaris Umum berada dibawah koordinasi Ketua Umum
4. Sekretaris memiliki fungsi :
a. Penata administrasi BEM
b. Meyusun program kerja BEM
c. Pelaksana tugas kesekretariatan
d. Memberikan laporan administrasi secara periodik kepada Ketua Umum
sekurang-kurangnya per 2 bulan
e. Melakukan pengawasan (kontroling), dan koordinasi dengan Sekertaris KABID

BENDAHARA UMUM/Benbid
1. Bendahara Umum adalah pengurus inti yang bertanggung Jawab kepada Ketua Umum .
2.
Bendahara Umum adalah pelaksana sebagian tugas Ketua Umum, dalam hal
perbendaharaan dan pencatatan kekayaan organisasi

Bendahara Umum memiliki fungsi :
a. Menata administrsi keuangan BEM
b. Menginventarisir sumber dana yang terdapat di lingkungan organisasi
c. Melakukan langkah dan upaya dalam hal pencarian dana didalam dan diluar
organisasi
d. Mempersiapkan dan menyusun anggaran penerimaan dan pengeluaran keuangan
organisasi
e. Memberikan laporan keuangan secara periodik kepada Ketua Umum sekurang-
kurangnya per 2 buan
f. Melakukan pengawasan (kontroling), dan koordinasi dengan bendahara bidang
BEM














BIDANG PENALARAN & KELIMUAN
1. Dipimpin oleh seorang Ketua dibantu oleh sekertaris bidang, bendahara dan minimal 1anggota
2. Ketua Bidang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Ketua Umum
3. Ketua Bidang membantu melaksanakan sebagian tugas pokok Ketua Umum dan bertanggung jawab terhadap kinerja dan program kerja bidangnya
4. Bidang Penalaran dan Keilmuan menjalankan fungsi :
a.Melakukan pengawasan (kontroling) dan koordinasi terhadap HMJ
b. bertanggung jawab terhadap kinerja/program kerja bidang
c. Memberikan laporan pelaksanaan tugas secara periodik minmal 2 bulan kepada Ketua Umum


BIDANG KESEJAHTERAAN MAHASISWA
1.Komisi B dipimpin oleh seorang Ketua dibantu sekertaris, bendahara dan minimal 1 anggota bidang
2. Ketua komisi berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Ketua Umum
3. Ketua Bidang membantu melaksanakan sebagian tugas pokok Ketua Umum
4. Komisi ini menjalankan fungsi :
a.Melakukan pengawasan (kontroling) yang berfokus pada kesejahteraan Mahasiswa
b.bertanggung jawab terhadap kinerja/program kerja bidang
c. Memberikan laporan pelaksanaan tugas secara periodic(minimal 2 bulan) kepada Ketua Umum

BIDANG BAKAT & MINAT
1.Bidang Bakat Minat dipimpin oleh seorang Ketua dibantu oleh sekertaris ,bendahara bidang dan minimal 1 (satu) orang anggota bidang
2. Ketua bidang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Ketua Umum
3. Ketua bidang membantu melaksanakan sebagian tugas pokok Ketua Umum
4. Komisi ini menjalankan fungsi :
a.Melakukan pengawasan (kontroling) dan koordinasi dengan UKM b.Bertanggung jawab terhadap kinerja/program kerja bidang
c. Memberikan laporan pelaksanaan tugas secara periodik kepada Ketua Umum (minimal 2 bulan sekali.

Sabtu, 10 Juli 2010

Mahasiswa, Intelektualisme, dan Anarkisme


Sangat banyak fakta sejarah mendeskripsikan betapa mahasiswa memiliki peran penting mengubah sejarah kebangsaan dan perjalanan demokrasi dalam konstalasi bangsa dan negara. Ya, mahasiswa adalah sosok istimewa dari masa ke masa, baik di negara maju maupun di negara berkembang seperti Indonesia.

Fakta membuktikan bahwa mahasiswa-lah yang memelopori revolusi 1956 di Hongaria. Gelombang demo anti perang 1962-1970 di Eropa dan Amerika Serikat memaksa Presiden Richard Nixon menarik pasukan dari Vietnam dan Kamboja. Revolusi Iran pun pada tahun 1979 berawal dari demo di kampus-kampus.

Mahasiswa sebagai salah satu gerakan moral berperan penting sebagai pelopor perubahan di tanah air. Oleh karena itu, wajar jika sepak terjang mahasiswa selalu dijadikan tolok ukur dalam setiap geliat perubahan yang terjadi hampir di seluruh negara.

Di Indonesia, sebut saja gerakan angkatan 66, gerakan ini adalah awal kebangkitan gerakan mahasiswa secara nasional, di mana sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih bersifat kedaerahan. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang komunis yang ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia).

Kemudian, gerakan mahasiswa agkatan 1972 yang menolak produk Jepang dan sinisme terhadap warga keturunan. Gerakan angkatan ini dikenal dengan terjadinya peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari).

Selanjutnya, gerakan mahasiswa era sembilan puluhan mencuat dengan agenda Reformasi-nya yang mencapai klimaksnya pada 1998. Kala itu, mahasiswa mendapat simpati dan dukungan yang luar biasa dari rakyat dan berhasil menumbangkan Orde Baru dengan ditandai lengsernya kekuasaan 32 tahun Soeharto dari kursi kepresidenan.

Sejalan dengan perputaran waktu, ruh pergerakan dan perjuangan tokoh mahasiswa dahulu seperti pada zaman Soe Hok Gie, Arif Budiman, hingga aktivis 98, kini kelihatannya telah mengalami pergeseran nilai.

Aksi mahasiswa yang dulunya berupa pergerakan yang intelek, analitis dan mengedepankan nalar positif, saat ini mahasiswa sering dimanfaatkan sebagai alat permainan isu dan manajemen konflik oleh pihak yang berkepentingan dan kerap berakhir dengan tindakan anarkis.

Kerusuhan mahasiswa yang sering terjadi di beberapa daerah memperlihatkan betapa mahasiswa masih mudah dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis dan tindakan anarki antarmahasiswa yang sering dipertontongkan adalah kenyataan riil dari potret mahasiswa kita saat ini.

Gerakan mahasiswa tidak lagi bisa merumuskan isu-isu yang bersifat kerakyatan yang membela masyarakat banyak. Sejatinya, mahasiswa sebagai sebuah organ intelektual senantiasa mengaktualisasikan segenap pemikirannya untuk suatu hal positif yang fungsinya sebagai agent of change, social control dan man of analize sepantasnya melakukan gerakan melalui metode yang lebih cerdas dan intelek.

Hari-hari belakangan ini, aksi mahasiswa khususnya di Makassar sedang dalam sorotan di berbagai media nasional. Anarkisme seolah menjadi opini publik dan menjadi ciri setiap mahasiswa yang sedang berunjuk rasa.

Aksi tawuran dan demonstrasi mahasiswa, baik itu antara mahasiswa dengan aparat keamanan, dengan warga ataupun antara mahasiswa itu sendiri yang tidak hanya adu fisik dan argumen, aksi demonstrasi kerap berakhir anarkis, pemblokiran jalanan umum, pengrusakan fasilitas umum bahkan tidak jarang menelan korban jiwa.

Aksi unjuk rasa itu sendiri tidak salah, karena ia merupakan perwujudan dari kehendak untuk mengeluarkan pendapat yang dilindungi undang-undang. Tapi perbuatan yang anarkis mestinya dihindari.

Aksi dan pergerakan yang diwarnai dengan konfrontasi fisik akan menyudutkan pergerakan mahasiswa dan menimbulkan stigma negatif akan gerakan mahasiswa. Stigma negatif yang dilengketkan kepada gerakan mahasiswa tersebut menghancurkan tatanan ideal yang menjadi karakter mahasiswa itu sendiri.

Sejatinya, gerakan mahasiswa adalah sebuah perjuangan untuk kepentingan rakyat, namun penutupan jalan dan pengrusakan fasilitas umum jelas akan mengubah persepsi masyarakat yang awalnya menganggap mahasiswa sebagai komunitas intelek menjadi komunitas pelaku kriminalitas dan tindakan keonaran.

Selain itu, kekhawatiran akibat seringnya aksi anarkis terjadi di Makassar yang dikenal dengan budaya orang Sulsel yang suka menghargai orang lain, juga dirasakan juga terhadap sendi-sendi pemerintahan seperti sektor investasi dan kegiatan pariwisata.

Oleh karena itu, tawuran mahasiswa harus menjadi PR serius bagi dunia pendidikan di Sulsel, karena perilaku tawuran seperti ini akan terus berlangsung sepanjang hal ini tidak ditangani secara komprehensif, dan pada satu sisi akan menunjukkan ambruknya sistem dunia pendidikan.

Peran Lembaga Pendidikan

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperoleh mahasiswa dari dunia perguruan tinggi dengan bisnis utama pendidikan dan penelitian menjadi sangat penting bagi kita semua, utamanya bagi generasi mendatang.

Ironisnya, jumlah pengangguran bergelar yang melanda Indonesia semakin memprihatinkan. Hal tersebut membuka mata kita terhadap mutu sumber daya manusianya dan dengan sendirinya juga terhadap mutu pendidikan yang menghasilkan sumber daya manusia itu.

Baru-baru ini World Competitiveness Report melaporkan bahwa tingkat pengangguran di Indonesia tertinggi di antara negara-negara ASEAN dan kualitas sumberdaya manusia Indonesia memiliki daya saing sangat rendah, yaitu urutan ke-95 dari 133 negara dan tentunya akan berdampak serta menyebabkan daya saing tenaga kerja serta produk negara ini juga menjadi rendah.

Sedangkan laporan pembangunan manusia (HDR) awal Oktober 2009 menempatkan kualitas sumberdaya manusia Indonesia berada di urutan ke-111, jauh di bawah Brunei (30), Malaysia (63), Thailand (78), Vietnam(105), serta lebih rendah dibandingkan dengan Sri Lanka (102) dan Palestina (110).

Peran lembaga pendidikan diharapkan menjadi modal yang amat penting bagi peningkatan standar kualitas kehidupan manusia melalui sentuhan intelektualitas. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kesuksesan seseorang 20 persen ditentukan penguatan intelektual dan 80 persen adalah penguatan emosional.

Oleh karena itu, kampus dalam menghasilkan alumni yang berkualitas, tentunya tidak cukup dengan pendekatan intelektualitas saja, namun tak kalah penting adalah pendekatan emosi.

Demikian pula diperlukan perubahan mindset bahwa setiap generasi muda ini harus kembali kepada hati nurani, kejujuran, kecerdasan intelektual, dan menyadari betul posisinya sebagai bagian dari warga negara yang punya kesadaran hakiki dan kematangan berpikir membangun bangsa. (**)

Sabtu, 29 Mei 2010

Study Banding n Tour Wisata 2010 BEM STIE YPUP

sehabis melakukan dialog n jalan2 keliling kampus FE Univ. brawijaya, menyempatkan photo bersama... selalu eksis...hehhee

Study Banding n Tour Wisata 2010 BEM STIE YPUP




meski panas terik matahari membakar kulit........ tapi satu kata bagi kebersamaan ini, yang penting eksis...........hehehehehe

Selasa, 16 Maret 2010

Hasil Rapat Kerja Pengurus Periode 2010-2011

HASIL KEPUTUSAN RAPAT KERJA (RAKER)
BEM STIE-YPUP
Tema :
“Membangun Sinergitas Kelembagaan dalam Bingkai Idealisme, menuju Masyarakat Cita yang Profesional”


PROGRAM KERJA SEKRETARIS UMUM
Periode 2010-2011

1. Tertib administrasi dalam masalah persuratan dan kesekretariatan Prioritas pengurus dikondisikan
2. Pengadaan kelengkapan kesekretariatan prioritas pengurus
3. Pengadaan mading
4. Pembuatan Blog/website



PROGRAM KERJA KEBENDAHARAAN
PERIODE 2010-2011

1. Pengawasan dalam masalah dana baik intra maupun ekstra (HMJ dan UKM)
2. Iuran Anggota 10.000/bulan
3. Anggaran Yang disiapkan oleh Yayasan STIE-YPUP
4. Pengadaan dana secara transparansi yg dilampirkan dengan bukti yang dapat dipertanggung jawabkan (Akuntabilitas)



PROGRAM KERJA BIDANG PENALARAN DAN KEILMUAN
Periode 2010-2011

1. Dialog Antara Pengurus BEM, Mahasiswa, dengan pihak Pimpinan
2. LKMM
3. Up-Grading kepengurusan
4. Isu Kekinian
5. Sosialisasai pengenalan kampus bagi MABA
6. Study Banding
7. Pembentukan HMJ Akuntansi & Manajemen



PROGRAM KERJA BIDANG BAKAT
Periode 2010-2011

1. Pengelolaan mading dan majalah kampus
2. Pengiriman Mahasiswa, pengurus BEM pada setiap kegiatan luar
4. Ikut berpartisipasi merayakan ULTAH kampus
5. Mengadakan berbagai Pertandingan
6. Pengadaan alat-alat UKM dan HMJ UKM dan HMJ
7. Pembentukan KSR-PMI

PROGRAM KERJA BIDANG KESEJAHTERAAN MAHASISWA
Periode 2010-2011

1. Pengadaan PDH Lembaga BEM
2. Pengadaan Koperasi Mahasiswa
3. Kotak Saran
4. Transparansi Beasiswa
5. Mengupayakan KTM permanen

Minggu, 14 Februari 2010

Lampiran Surat Keputusan Formatur / Ketua Umum terpilih Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE-YPUP Makassar Periode 2010-2011, No : Ist./A/F/BEM-STIE-YPUP/01/2010
Tentang Nama-Nama Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE-YPUP Makassar Periode 2010-2011 Sebagai Berikut :

Ketua Umum / Formatur : Najamuddin Arfah
Wakil Ketua : Ahmad Mansur AM
Sekertaris : Faradilla M
Wakil Sekertaris : Sri Wahyuni
Bendahara : Juwita Purnamasari W
Wakil Bendahara : Mutmainnah


Departemen Penalaran dan Keilmuan :
Koordinator : Triadi Irawan
Anggota : Tri Haryadi B
Maria Uriani G
Afandi Resky S
Rahel Randan
Sri Rahayu Syah
Syahrir HR


Departemen Bakat Minat :
Koordinator : Amrizal Azis
Anggota : Richardus E Hadu
Fina Agustiani
Marhama
Sukma Riady WS
Hawan Indah Zhe W

Departemen Kesejahteraan Mahasiswa :
Koordinator : Nursanti
Anggota : Bunyamin
Chrisma Natalia
Muh. Ismail Tahir
Erwin Yanto
Andi Randy Setiawan


Ditetapkan : Di Makassar
Pada Tanggal: 28 Januari 2010

Formatur (Ketua Umum) BEM
STIE – YPUP Makassar



Najamuddin Arfah

Senin, 01 Februari 2010

VISI MISI
Visi :
Terwujudnya Badan Eksekutif Mahasiswa STIE YPUP yang unggul, kritis, kontributif dan aspiratif dengan mengedepankan gerakan moral, intelektual dan spiritual, sebagai wahana pengembangan diri mahasiswa agar dapat berkompetensi tinggi, berani, peduli dan inovatif terhadap Perguruan Tinggi serta menghasilkan daya abdi kepada masyarakat dan bangsa.

Misi :
• Membangun pola pikir kritis, kontributif dan aspiratif mahasiswa
• Meningkatkan eksistensi BEM STIE YPUP
• melakukan berbagai upaya pencitraan positif Perguruan Tinggi melalui BEM STIE YPUP di media massa dan masyarakat

• Mewujudkan sinergisitas antara BEM, HMJ dan UKM serta menopang kebutuhan HMJ, UKM dan Mahasiswa.
• mengadakan berbagai kegiatan yang bersifat promosi dan mendidik.
• Membangun infrasrtuktur organisasi yang handal, profesional dan mempunyai etos kerja tinggi dalam berbagai aspeknya
• Mewujudkan perbaikan internal di tubuh Badan Eksekutif Mahasiswa dengan mengadakan Studi Banding Kelembagaan yang berskala Nasional
• Memfasilitasi eksplorasi dan aktualisasi potensi diri mahasiswa serta melakukan advokasi terhadap permasalahan mahasiswa dalam proses pelayanan kemahasiswaan
• Melakukan pengawasan terhadap keberjalanan proses pendidikan dan penuntasan hak-hak kemahasiswaan terutama dalam penerimaan beasiswa secara cermat dan tepat
• Membangun hubungan yang harmonis dan dinamis antara mahasiswa, Dosen, Pimpinan maupun Yayasan
• Meningkatkan kekuatan jaringan dan kerjasama baik internal maupun eksternal kampus dengan para alumni yang telah sukse